18 Mei 2010

Al Quds Tidak Akan Dapat Dibebaskan Hanya Dengan Demonstrasi

بسم الله الرحمن الرحيم
هَذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ
Ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan dengannya, manusia diberi peringatan (TMQ Ibrahim [14]: 52)
Al-Quds, Tidak Akan Dapat Kembali ke Pangkuan Kaum Musliminin dengan Protes dan Demonstrasi. Ia Akan Hanya Kembali Dengan Menggerakkan Tentera Untuk Mencabut Entiti Yahudi.
Yahudi memprovokasi kaum Musliminin di masjid al-Aqsa pagi dan petang.
Kadang-kala dengan menggali bahagian bawah masjid dan kadang-kadang dengan merosakkan bahagian atasnya. Pada kesempatan yang lain provokasi terjadi dengan memberikan kesulitan ke atas umat Islam untuk melaksanakan solat, kadang-kala Yahudi memberikan izin dan kadang-kala melarang. Mereka juga meletakkan orang-orang mereka untuk mendeklarasi ritual mereka dan apabila umat Islam menghalang mereka, orang-orang Yahudi akan menembak mereka sehingga kaum Musliminin ada yang terbunuh, tercedera dan ditangkap. Sedangkan para penguasa di negeri-negeri kaum Muslimin hanya menghitung bilangan mereka yang terbunuh, tercedera dan ditangkap. Sikap ‘terbaik’ yang mereka tunjukkan hanyalah ‘mengurniakan’ kepada masyarakat keizinan untuk melakukan aksi protes dan demonstrasi menentang Yahudi tanpa penangkapan!
Hakikatnya, semua ini tidak langsung membuatkan Yahudi merasa takut atau bimbang. Ia juga tidak membuat Yahudi mundur selangkah pun. Sesungguhnya Yahudi bersama para penguasa itu memiliki catatan hitam atas Masjid al-Ibrahimi di al-Khalil. Yahudi telah membuat pembahagian yang tidak adil: pihak musuh yang menduduki tanah al-Khalil (Yahudi) boleh pergi dan bersenang-senang pagi dan petang bila sahaja yang mereka ingini sedangkan bagi penduduk al-Khalil, tempat di mana masjid al-Ibrahimi berada, pihak musuh –Yahudi- “membuat undang-undang” yang mengatur bagaimana dan bila penduduk al-Khalil boleh memasuki masjid al-Ibrahimi!
Wahai Kaum Muslimin
Mungkin ianya merupakan perkara yang agung dan mulia, yang layak dicatat di atas lembaran putih, sekiranya mereka yang ada di bawah pendudukan Yahudi melakukan protes dan demonstrasi untuk membela masjid al-Aqsa, namun, ianya bukanlah upaya yang agung dan mulia sekiranya kaum Muslimin yang ada di luar tanah yang diduduki mencukupkan diri hanya dengan protes dan demonstrasi melalui pidato yang berapi-api!! Aksi sebegini tidak layak dicatat di atas lembaran putih malah hanya layak di catat di atas lembaran yang hitam dan asing!
Dahulu Palestin telah diduduki oleh kaum salib. Mereka membuat kerosakan di masjid al-Aqsa. Darah para syuhada kaum Muslimin menggenang di kawasan masjid sampai ke atas buku lali! Kaum salib menghancurkan mimbar al-Aqsa. Mereka merubah masjid menjadi tempat untuk menambatkan kuda-kuda mereka… Akan tetapi kaum Muslimin tidak menyibukkan diri melakukan aksi protes dan demonstrasi untuk membebaskan al-Aqsa. Mereka juga tidak menyibukkan diri membangunkan mimbar yang mereka buat di bawah pendudukan untuk memakmurkan al-Aqsa. Akan tetapi usaha mereka siang dan malam adalah menyiapkan pasukan, menggerakkan tentara mukmin yang benar dengan kepemimpinan Shalahuddin, wali Mesir dan Syam di bawah khilafah yang memerintah menurut apa yang diturunkan oleh Allah dan berjihad di jalan Allah.
Dahulu protes kaum Muslimin adalah dalam bentuk gempuran tentara terhadap benteng-benteng kaum salib. Demonstrasi mereka adalah berupa pukulan yang menghancurkan kepala orang-orang yang melampaui batas itu. Pidato membakar kaum Muslimin adalah teriakan takbir di medan pertempuran. Dan mimbar dimasukkan ke masjid al-Aqsa hanya pada saat pembebasannya, bukan di bawah pendudukan. Mereka menolong Allah maka Allah menolong mereka

إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS al-Hajj [20]: 40)
Begitulah kaum Muslimin dahulu. Mereka mulia dengan agama mereka dan kuat kerana pertolongan Rabb mereka. Mereka menyibukkan diri dalam menyiapkan pasukan untuk membebaskan al-Aqsa dari najis kaum salib dan menerangi al-Aqsa dengan cahaya para tentera yang meneriakkan takbir berkat pertolongan dan kemenangan yang nyata. Dengan cara inilah hendaknya para aktivis berjuang. Sesungguhnya metode membela al-Aqsa dan sekitarnya bukannya sesuatu yang tidak diketahui, malah hal itu sangat jelas dan sangat terang, lebih terang dari pada api yang menyala-nyala.
Metodenya adalah dengan menggerakkan tentera kaum Muslimin dan menghimpun mereka yang mampu menjadi tentera untuk bergabung di dalam pasukan kaum Muslimin untuk mencabut entiti Yahudi dari akar umbinya dan mengembalikan al-Aqsa bebas, mulia dan bersih dari kotoran Yahudi dan siapa sahaja yang ada di belakang Yahudi…
Sesungguhnya itulah apa yang harus dilakukan bagi Palestin sebagai satu kesatuan dari sungai hingga lautnya, tanpa membezakan antara bahagian yang diduduki pada tahun 1948 dan yang diduduki pada tahun 1967. Siapa saja yang menarik diri dari sebahagian kecil tanah Palestina maka ia pasti akan mundur dari bahagian yang lain dan bahagian yang lainnya lagi. Dan siapa saja yang menghinakan diri maka ia mempermudah kehinaan terhadapnya…
Sesungguhnya metode membela al-Aqsa adalah dengan menginjak-injak kaki pada rencana perundingan dengan Yahudi yang berupa peta jalan menuju kepada pembentukan dua negara… bahkan harus dipijak-pijak bahagian atas dan bawahnya dan huruf-hurufnya dan para pengusung panjinya berulang-ulang kali. Palestin tidak akan menerima pembahagian ini. Palestin adalah tanah yang diberkati, semuanya adalah tanah Islami, tidak ada satu jengkal pun yang kosong dari darah para mujahid atau debu kuda-kuda para mujahid.
Sesungguhnya metode membela al-Aqsa adalah dengan umat berdiri di hadapan para penguasanya agar para penguasa itu menggerakkan tenteranya untuk berperang. Jika mereka tidak mahu melakukannya, maka umat akan mengangkat seorang penguasa yang mukmin dan benar, seorang Khalifah ar-rasyid, yang mana umat akan berperang di belakangnya, yang sanggup menjual dirinya demi mendapatkan keredhaan Allah. Seorang Khalifah yang tidak akan menempatkan pasukan yang terus berdiam di kemnya hanya untuk perhiasan dan perayaan. Akan tetapi ia akan menempatkan para tentera untuk meraih salah satu dari dua kebaikan dan pembebasan kiblat pertama di antara dua kiblat.
Wahai Kaum Muslimin
Musuh-musuh Islam dan antek-antek mereka telah berhasil memutuskan Palestin dari pokok dan akarnya. Mereka telah “mengkerdilkannya” dari masalah Islam menjadi masalah Arab, kemudian menjadi masalah Palestin dan masalah “nasionalisme”. Kemudian mereka membahaginya menjadi Gaza dan Tebing Barat sehinggalah ia kemudian menjadi masalah pemukiman. Mereka “menyelami” retorika - Apakah pemukiman akan dihentikan, dibekukan, dibatasi, diatur… sebahagian atau seluruhnya?! Maka terjadilah diskusi, dan diskusi sementara entiti Yahudi langsung tidak mempedulikan semua itu. Bahkan bertentangan dengan aspirasi semua diskusi tentang pemukiman, meninggikan asas-asas, pilar atau dinding, entiti Yahudi terus meninggikan bangunan dan menyalutnya dengan marmar. Mereka meninggikan suara dengan kata-kata gurauan!
Begitulah, musuh-musuh Islam berhasil memperkecilkan masalah dari ketinggiannya. Mereka membebaskan siapa saja yang menjadi pengikut mereka dari kesalahan … Sehingga masalah itu menjadi masalah Palestin atau lebih kecil dari itu! Para penguasa muslim hanya melihatnya dari jauh. Para penguasa itu bersikap neutral atau malah lebih dekat kepada musuh! Dilaknati Allah lah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? Yang lebih menyakitkan adalah bahawa di antara penduduk Palestin ada yang cuba mendapatkan kemuliaan dengan perbuatan dosa. Dia berteriak: “Wahai para penguasa , kami tidak menginginkan tentara kamu, kami sudah cukup! Padahal semua orang yang berakal boleh memahami, bahawa menghilangkan entiti Yahudi dan mengembalikan Palestin ke pangkuan negeri Islam tidak akan sempurna kecuali sebuah negara menggerakkan tentera yang akan menghancurkan entiti Yahudi. Tanpa perbuatan ini pelenyapan entiti Yahudi tidak akan terealisasi dan Palestin tidak akan dapat dikembalikan secara total ke pangkuan negari-negeri Islam. Sesungguhnya setiap orang Islam di dalam atau di luar Palestin, baik individu maupun kelompok, yang menasihati para penguasa kaum Muslimin agar tidak memobilisasi tentera untuk menyelamatkan Palestin dan menyerahkan pembebasan Palestin kepada penduduknya sesungguhnya telah mengkhianati Allah, RasulNya dan kaum Mukmin. Hakikatnya, dengan perbuatan mereka itu mereka telah mempertahankan Palestin untuk terus berada di bawah penjajahan…

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Free Web Hosting